Jambi news - Jika kita melihat ke belakang, situasi sepak bola Indonesia dibeberapa tahun belakangan ini sangat tidak baik-baik saja. Dimana banyak sekali kejadian yang tidak kita inginkan. Bukan hanya tragedi yang terjadi namun, kita juga minim prestasi. Sebelumnya sudah beberapa kali Indonesia masuk ke partai final piala AFF Suzuki Cup, namun sangat disayangkan tim nasional senior kita tidak sekalipun menjuarai ajang tersebut. Bukan hanya piala AFF, pada Sea Games 2020 pun kita juga belum berhasil membawa pulang medali emas ke tanah air. Sungguh minim sekali prestasi pada waktu itu.
Dibalik itu, pada ajang AFF 2013, u-19 pasukan garuda muda mampu menjadi juara setelah mengalahkan Vietnam lewat drama adu pinalti dengan skor 7-6 dengan kemenangan di tangan Indonesia. Tentu saja itu menjadi sedikit pelepas dahaga dari hausnya prestasi di kala itu. Akan tetapi, hal itu tidak sebanding dengan tragedi yang terjadi di tanah air. Sedikit banyak ada beberapa kejadian yang memilukan bagi para pecinta sepak bola tanah air. Salah satu yang paling memilukan dan akan diingat sepanjang masa ialah tragedi kanjuruhan di Malang, Jawa Timur pada Oktober 2022 lalu. Tragedi tersebut menjadi insiden paling banyak memakan korban jiwa dalam sejarah sepak bola nasional. Korban tercatat berjumlah 131 orang. Sejarah mencatat peristiwa itu sebagai yang terparah dalam sepak bola nasional, dan kita berharap hal itu tidak terjadi untuk kedua kalinya.
Belum genap setahun menjabat sebagai ketua umum PSSI, Erick Thohir mulai menunjukkan kualitasnya dalam dunia sepak bola dimana Indonesia u-22 berhasil membawa pulang medali emas ke tanah air pada pergelaran Sea Games yang ke-32 di Kamboja. Seperti yang sama-sama kita ketahui sejak diadakannya perhelatan Sea Games, Indonesia tidak pernah mendapatkan medali emas dari cabang olahraga sepak bola. Hal itu baru dapat diwujudkan pada masa PSSI di bawah kepimimpinan Erick Thohir.
Setelah prestasi medali emas tersebut,
tidak butuh waktu lama untuk Erick Thohir menunjukkan kualitasnya sebagai ketua
umum PSSI dimana dia menghadirkan juara piala dunia 2022 yaitu Argentina pada
19 Juni 2023. Seperti yang kita ketahui Argentina
adalah tim besar dunia dengan
latar belakang juara bertahan piala dunia.
Bukan hal yang mudah
untuk mendatangkan tim besar sekelas Argentina
tersebut, dan hal itu dibuktikan
oleh Erick Thohir. Jika kita melihat ke belakang, sudah 13 tahun kita
tidak berlaga dengan tim unggulan dunia. Sebelumnya, tim sepakbola dunia yang
bertandang ke Indonesia adalah Urugay pada tahun 2010. Tentu hal ini merupakan
prestasi yang patut diapresiasi.
Ada hal yang unik dari kepimimpinan
Erick Thohir yaitu setiap para pemain
timnas
akan berlaga, Ia
selalu memberikan motivasi kepada para pemain supaya mendapatkan hasil yang
maksimal. Tentu saja itu bukan hanya sebuah
motivasi, namun itu juga merupakan bentuk perhatian dan dorongan untuk para pemain
garuda.
Bukan hanya di bidang permainan sepak bola. Kepimpinan Erick Thohir memangt tidak diragukan lagi. Kepimimpinan Erick Thohir terus mendapat respon positif dari masyarakat karena kehadiran Erick Thohir berhasil membangkitkan semangat optimisme kemajuan sepak bola tanah air. Dikutip dari tribun Jabar.com, legenda timnas Indonesia Rully Rudolf Nere mengatakan, semangat kemajuan besar sudah terlihat sejak awal. Terutama atas keberhasilan Erick Thohir menyelamatkan sepak bola Indonesia dari sanksi berat FIFA. Terlebih lagi pasca batalnya Indonesia menjadi tuan rumah piala dunia u-20 2023 di Indonesia.
Erick Thohir tidak hanya mampu melahirkan banyak inovasi namun turut membangun sinergi baik antara PSSI dengan FIFA. Sehingga membuat Indonesia tetap mendapat kepercayaan penuh dari dunia internasional. Kita semua rakyat Indonesia berharap bahwa Erick Thohir akan selalu membuat sepak bola Indonesia di atas awan dengan kepemimpinan dan tanggung jawabnya sebagai ketua umum PSSI dan kita juga berharap kedepannya akan muncul prestasi-prestasi yang akan dihadirkan oleh timnas Indonesia.
Penulis: Paisal
Editor: Chandri Febri Santi