Lele Truno Sebagai Sumber Mala Petaka

Oleh :  Rizki Prasetyo

Jambinews.id - Lele truno ini merupakan urban legend  mistis, Kemunculan Truno Lele sering kali menampakkan diri di sungai atau sumber mata air yang angker. Mitos yang berkembang meyakini kalau menangkap ikan dari pasukan Truno Lele maka akan mengalami malapetaka.


Hal ini berdasarkan kisah nyata, atas kematian putri pasangan suami istri, bapak alirjo (bejo) dan ibu nururiyah (Suriah). Menurut kesaksian keluarga peristiwa ini terjadi sekitaran Tahun 1999. Di pagi hari sebelum berangkat ke sekolah dasar suriyam yang saat itu berusia 8 tahun melakukan aktivitas seperti biasanya mandi dilopak (sumber mata air yang membentuk tekungan biasanya memiliki kedalaman yang rendah) pada saat itu warga desa masih mengandalkan lopak sebagai sumber utama dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari seperti air minum, mandi serta mencuci pakaian. 


Disebabkan pada tahun 90-an listrik belum masuk didusun payo lebar,desa pasar terusan muara bulian. oleh sebab itu warga dusun hanya memiliki dua pilihan membuat sumur sendiri dengan tarif dan upaya yang besar atau menggunakan lopak .karena keadaan keekonomian warga desa saat itu dalam keadaan susah banyak warga memilih opsi menggunakan lopak. Saat mendatangi lopak untuk mandi pagi tidak seperti biasanya dia melihat ikan lele tapi memiliki bentuk fisik yang berbeda dengan ikan lele yang lain, ikan lele yang ia temukan dalam keadaan memiliki kepala yang besar dengan badan yang kurus tanpa berpikir panjang ia memutuskan untuk menangkapnya. 


Setelah kepulangan kerumah suriyam lansung membersihkan ikan tersebut,untuk dimasak sebagai sarapan pagi. saat sedang memasak ia dihampiri ibunya yang menanyakan darimana mendapatkan ikan tersebut lalu ia menjawab “hasil tangkapan dilopak saat ingin mandi tadi bu”tanpa rasa heran ibunya meninggalkan suriyam yang sedang memasak. 


Setelah selesai memasak, suriyam pun lahap memakan hasil ikan tangkapannya. pada ke-esokan harinya suriyam ditemukan dalam keadaan meninggal dunia. Padahal saat itu kondisi suriyam sangat lah sehat dan bugar. Banyak warga mengatakan bahwa suriyam terkena penyakit kesambet. Kesambet ini merupakan serapan kata dari bahasa jawa yang memiliki pengertian berupa gangguan atau sakit yang berasal dari roh halus. Yang memiliki efek berupa bisa kesurupan atau yang paling hingga kematian.akibat mengganggu Tempat tinggal roh tersebut yang dianggap angker. 


Kematian suriyam yang dianggap tidak wajar ini membuat warga dusun was-was kepada anak-anak mereka, kemudian lopak tempat yang digunakan suriyam ditutup agar tidak bermunculan korban seperti suriyam, pada saat ini lopak tersebut hanya digunakan untuk keperluan air warga sekitar setempat dengan memasang mesin pompa air yang disambungkan dengan pipa agar warga tidak perlu repot lagi untuk mendatangi lopak tersebut. 


Kisah kematian suriyam saat ini masih sering dilontarkan oleh warga dusun terutama oleh ibu-ibu saat anaknya ingin pergi  mandi ke tempat yang dianggap angker untuk menjaga sikap,perilaku, sopan santun,tata krama, hingga tidak boleh berbicara kotor agar tidak terulang lagi peristiwa 55 tahun yang lalu.